Ad Code

Ticker

6/recent/ticker-posts

Diklat Pendidikan Nasional "Transformasi Literasi dalam Konteks Merdeka Belajar"

Pada era merdeka belajar, formula pembelajaran dioreientasikan pada penguasaan ketrampilan abad 21. Menyikapi hal ini penting untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif serta memberikan kemerdekaan berfikir secara bebas, memberikan ruang partisipasi aktif siswa, serta mengembangkan pembelajaran yg menyenangkan. Sejalan dengan hal ini pula, adanya tuntutan pengembangan kompetensi Abad 21, yaitu 4C: creative (berpikir kreatif), collaborative (bekerjasama), communication (berkomunikasi), critical thinking (berpikir kritis) tentu menjadi dasar bagi seorang guru untuk berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk mendukung hal ini, Analog Teacher of Learning mengadakan Diklat Pendidikan Nasional dengan mengusung tema Transformasi Literasi dalam Konteks Merdeka Belajar dengan rangkaian acara selama 4 hari yaitu tanggal 18, 19, 20 dan 21 Oktober 2022 dengan 8 narasumber dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Salah satu pemateri adalah dosen dari STIQ Amuntai yaitu Hikmatu Ruwaida, M.Pd yang memberikan materi pada tanggal 25 Juni 2022 dengan judul model-model pembelajaran multiliterasi.

Karakteristik pembelajaran abad 21 menurut  Trilling & Fadel sebagaimana dikutip oleh Yunus Abidin menyatakan bahwa keterampilan abad 21 berorientasi pada; pertama knowledge work yakni dunia kerja yang memerlukan SDM  yg memiliki kemampuan literasi  teknologi informasi dan mampu bekerja secara kolaboratif; kedua, thinking tools yakni perubahan dari konsep memorisasi sebagai orientasi utama, menjadi kemampuan berfikir , yakni SDM yang kreatif; ketiga, digital lifestyles yakni pemanfaatan teknologi digital sebagai alat belajar sehingga menciptakan pembelajaran yang interaktif, kolaboratif, kreatif, inovatif dan menyenangkan, dan; keempat, learning research yakni penelitian pembelajaran terbaru yg melahirkan sejumlah konsep, prinsip, dan arah baru pembelajaran yakni keseimbangan pola pembelajaran yang berpusat pada guru dan  siswa. seluruh ketrampilan belajar abad 21 tersebut tentu tidak dapat berdiri sendiri tanpa ada media atau wadah besar yang memayunginya. Wadah besar yang dapat memayungi seluruh ketrampilan tersebut adalah 3 literasi dasar  yakni Literasi membaca, menulis dan literasi aritmetika.

Formula belajar abad ke-21 ini menjadi dasar lahirnya konsep multiliterasi, bahwa seluruh kompetensi yang dibutuhkan abad ke-21 dapat dikembangkan secara optimal melalui kegiatan multiliterasi. Model pembelajaran multiliterasi adalah model pembelajaran yang diorientasikan untuk membangun kompetensi-kompetensi belajar abad 21. Model besar yang dapat memayungi konsep pembelajaran saintifik, multisensory, integratif berdiferensiasi, maupun pembelajaran literasi lintas kurikulum adalah model pembelajaran multiliterasi. Pembelajaran multiliterasi berkenaan dengan keberagaman media, keberagaman budaya, keberagaman konteks keilmuan, keberagaman kecerdasan, keberagaman gaya belajar dan keberagaman modal dan modus belajar. Lingkungan yang multiliterat, yang kaya akan bahan literasi sangat diperlukan sebagai media dan bahan belajar serta kondusif bagi pelaksanaan bermultiliterasi.



Posting Komentar

0 Komentar