Kuliah tamu nasional menjadi wadah transfer ilmu pengetahuan antar dosen dari berbagai instansi dalam satu rumpun tema sesuai ahli bidang mereka. Kegiatan ini merupakan wujud kebersamaan dan kerjasama yang baik antar instansi, bertujuan melaksanakan tridharma bagi dosen serta pengabdian diri dosen dalam mengembangkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Karya ilmiah atau hasil penelitian yang dimiliki dosen dijadikan bahan materi untuk disampaikan pada para peserta kuliah tamu nasional, untuk mendapatkan tanggapan, respon, saran dan kritik. Karya ilmiah tersebut adalah orisinalitas dosen dan memaparkan hasil dari penelitiannya atau pengkajian yang berdasarkan data dan fakta baik Pustaka maupun lapangan.
Pelakasanaan kegiatan ini
pada hari sabtu tanggal 26 Desember 2020 dengan dua sesi kegiatan. Sesi Pertama
pada jam 09.00 – 10.30 WIB, diisi oleh Mir’atun Hasanah dari LKP triangle
Solution Martapura sebagai Opening Speech, Dr. Saiul Anah M.Pd.I dari STAI
Taruna Surabaya sebagai Pembicara Pertama, Dr. Ade Destri Deviana, M.Pd.I dari
STIQ Amuntai sebagai Pembicara Kedua, Ahmad Bashori, M.Pd dari IAIN Ponorogo
sebagai Moderator. Sesi Kedua pada jam
15.00 - 16.30 WIB diisi oleh Dr. Ade Destri Deviana, M.Pd.I dari STIQ
Amuntai sekaligus ketua LKP Triangle Solution sebagai opening speech, Lailatul
Mubaarokah, Lc, M.Pd.I dari STIT sebagai pembicara pertama, Siti Rahmah, M.Pd
dari LKP triangle Solution Martapura sebagai pembicara kedua, Mursyidatul
Awalaiyah, S.Pd.I, M.Pd dari STIT Darul Hijrah Martapura. Jumlah peserta adalah
177 peserta dari kalangan dosen, Pengajar, dan Mahasiswa jurusan Bahasa Arab
dari berbagai instansi yaitu UIN Antasari Banjarmasin,
UIN Sunan Ampel Surabaya, IAIN Salatiga, STIT PGRI Pasuruan, IAI
Nusantara Batanghari, STIQ Amuntai, STIT Al Muslihun Tlogo Blitar, dan STAI
Taruna Surabaya. Tempat pelaksanaan menggunakan Link Google Meet yang telah
ditentukan panitia serta streaming youtube Triangle Solution.
Sesi pertama membahas
tema: “Bahasa Arab Aktif: Mahir Memahami Bacaan dan Tulisan Teks Bahasa Arab Melalui
Terjemah, Tafsir dan Transliterasi”. Sesi kedua membahas tema: “Kajian Pustaka
Terjemah Klasik Modern Arab – Melayu – Pegon – Indonesia”. Pada sesi pertama
inilah, Penulis menjadi bagian penting karena sebagai pembicara kedua. Kajian
materinya meliputi tentang Penulisan Kata Bahasa Arab. Bahasa Arab menjadi
Bahasa Asing di negara Indonesia. Bahasa Arab juga merupakan Bahasa Agama yang
digunakan oleh masyarakat Islam sebagai mayoritas penduduk di Indonesia. Tanpa disadari orang Islam Telah menggunakan
Bahasa Arab dalam kesehariannya seperti lafal doa-doa, salawat, dan mengaji
al-Qur’an. Kemudian, untuk mengembangkan
dan mengarah pada keterampilan, khususnya dalam menulis perlu pembelajaran
secara berkelanjutan dan praktik terus menerus sehingga seseorang tersebut dapat
disebut ahli dalam Bahasa Arab dan mahir menulis Bahasa Arab (kitabah) secara
aktif.
Menerjemahkan kata dan
mentransliterasinya adalah salah satu keterampilan dasar bagi para ahli kitabah.
Terjemah adalah Penyampaian ide, pemindahan makna dengan memahami teks Bahasa sasaran
sesuai teks Bahasa aslinya dengan teknik atau gaya penulisan konsiten. Kesalahan
yang perlu dihindari dalam menerjemahkan yaitu: (1) المبالغة في التعميم / Overgeneralization: ketidakmampuan
dalam menguasai kaidah Bahasa sasaran, (2)الجهل بقيود القاعدة / Ignorance of Rule Restriction: ketidaktahuan dalam struktur Bahasa sasaran, (3)
التطبيق الناقص
للقواعد / Incomplete
Appliction of Rule:
Praktik komunikasi
Bahasa sasaran yang tidak sesuai dengan struktur Bahasa, (4) الافتراضات الخاطئة/
False Concepts Hypothesized: Pemahaman
yang salah terhadap Bahasa sasaran dikarenakan dari penyampaian materi pada
proses pembelajaran, pengaruh bahasa ibu dan bahasa kedua. Transliterasi
adalah Alih aksara dari Bahasa Asal ke Bahasa sasaran sesuai pedoman yang
berlaku yaitu di Indonesia secara baku menggunakan SKB Depag dan Depdikbud No
158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543/U/1987.
Dalam penulisan akan dibedakan
antara transliterasi, serapan dan tulisan tidak baku. Contoh: حكمة
mempunyai bentuk seperti ini: ḥikmah (transliterasi), hikmah (serapan),
dan hikmah (tulisan tidak baku), فلب mempunyai
bentuk seperti ini: qalbu (transliterasi), kalbu (serapan), qolbu (tulisan
tidak baku).
Antusias peserta
ditunjukkan melalui tanggapan, saran dan pertanyaan, sehingga ada penambahan
waktu 30 menit dalam diskusi. Berikut
ringkasan hasil diskusi: (1) Menerjemahkan dengan baik akan menjadi penerjemah
handal; (2) Penerjemah professional memerlukan waktu jangka Panjang dalam
belajar, dan selalu mempraktikkan menerjemahkan kalimat, teks, bahkan jurnal,
dan buku; (3) Pembelajaran Bahasa Arab sebenarnya sejak usia bayi dan dini
yaitu saat anak-anak muslim diajarkan berdoa, membaca salawat, dan
salat; (4) penafsiran al-Qur’an melalui metode-metode yang tentu diperlukan keahlian
linguistik Bahasa Arab dan pemahaman kontekstual teks; (5) penulisan transliterasi
adalah baku, berbeda dengan penulisan serapan dan tulisan tidak baku.
0 Komentar