Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tentu impian sebagian besar para penuntut ilmu dari generasi kegenerasi, di setiap zaman dan penjuru dunia manapun, para pelajar berjuang agar bisa menimba ilmu sebanyak mungkin baik itu formal ataupun non formal. Terlebih lagi bagi seorang muslim, menuntut ilmu tidak mengenal ujungnya, sebab hal itu merupakan bagian dari ibadah seorang muslim.
Sebagai salah satu universitas tertua dan paling berpengaruh dalam dunia Islam, Universitas Al-Azhar yang berkedudukan di Kairo Mesir tentu memiliki daya tarik tersendiri bagi banyak pelajar (santri-santriwati) yang berasal dari berbagai penjuru dunia untuk menuntut ilmu dan mengambil keberkahan dari negri yang telah menjadi saksi lahirnya para ulama-ulama besar yang kitab-kitab karangan mereka telah memberi warna keberagamaan di penjuru dunia. Indonesia sebagai salah satu negara yang mayoritas penduduknya muslim tentunya juga menjadi negara yang banyak mengirim dan mengutus putra-putri terbaiknya untuk menuntut ilmu di negri piramida tersebut, melalui Kementrian Agama-nya Indonesia secara konsisten membuka peluang bagi seluruh santri-santriwati, para pelajar yang telah menyelesaikan pendidikan MA dan sederat untuk mengikuti seleksi penerimaan calon mahasiswa baru di Al-Azhar Kairo Mesir.
Tentunya tidak semua pelajar yang berminat untuk belajar di Al-Azhar yang mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan di universitas tersebut, sebab ada seleksi ketat yang ditetapkan oleh kementrian Agama Republik Indonesia guna menyaring para calon mahasiswa yang memang mampu dan berkualitas agar tidak sembarangan orang bisa mewakili Indonesia menjadi pelajar/mahasiswa di kampus ternama tersebut.
Hanya mereka yang benar-benar memiliki kemampuan (khususnya dalam bahasa Arab) yang layak untuk belajar di Al-Azhar Mesir. Oleh karena itu para calon mahasiswa tentunya harus memiliki bekal kemampuan bahasa Arab yang memadai untuk bisa lulus seleksi camaba tersebut. RAKHA sebagai salah satu pesantren tertua dan terbesar yang ada di Kalimantan Selatan telah mengutus santri-santriwati terbaiknya untuk menimba ilmu di Al-Azhar Mesir, termasuk juga pendiri awal pondok pesantren ini adalah seorang alumni Al-Azhar Mesir, bahkan sampai era modern saat ini, bisa dikatakan alumni Al-Azhar Mesir asal Kalimantan Selatan mayoritasnya merupakan lulusan Pondok Pesantren RAKHA. Begitu pula para pengajar yang mengabdikan dirinya di pondok ini, juga banyak yang merupakan alumni Al-Azhar Mesir.
Hal itu tentu memotivasi para santri-santriwati di Pondok Pesantren ini untuk juga mengecap pendidikan di Al-Azhar Mesir. Namun dengan adanya seleksi yang ketat dari Kementrian Agama, maka tentu harus ada persiapan yang matang dari para santri-santriwati guna lulus dalam mengikuti seleksi tersebut. Oleh karena itu, MA NIPA RAKHA dan MA NIPI RAKHA sebagai dua unit pendidikan di Pondok Pesantren RAKHA memberikan pelatihan dan bimbingan belajar bagi para santri-santriwatinya guna mengikuti tes tersebut.
Alhamdulillah sebagai salah satu dosen STIQ RAKHA Amuntai, Akhmad Rusydi, MA dipercayai oleh kedua kepala Madrasah tersebut untuk memberikan pelatihan dan bimbingan ilmu-ilmu bahasa Arab, khususnya materi-materi yang biasanya menjadi bahan tes seleksi calon mahasiswa Azhar Mesir.
Walaupun sama-sama mengadakan bimbingan calon mahasiswa Al-Azhar, namun kedua unit pendidikan tersebut menggunakan metode dan sistem yang berbeda. Untuk di MA NIPA, satu kelompok bimbingan belajar dilatih oleh seorang pelatih untuk mengajarkan 4 maharah yang berbeda, sedangkan di unit MA NIPI satu kelompok bimbingan belajar dilatih oleh beberapa pelatih dalam bidang ilmu yang berbeda. Adapun materi yang disampaikan oleh Akhmad Rusydi, MA dalam bimbingan belajar tersebut berkisar antara wawasan ilmu bahasa Arab seperti Nahwu, Sharaf, Balaghah, Imla, Istima` dan Insya.
Selain itu Mahasiswa STIQ Rakha Amuntai juga dipersilahkan mengikuti pelatihan ini untuk mahasiswa/i yang ingin melanjutkan S2 ke Al Azhar Mesir.
Sedangkan jadwal bimbingannya berbeda antara kedua unit, untuk di MA NIPA RAKHA, ada 4 pertemuan setiap minggunya yaitu pada sore Sabtu, Minggu, Senin, dan Selasa, sedangkan di MA NIPI ada dua pertemuan setiap minggunya, yaitu pada hari Minggu siang, dan Rabu siang.
0 Komentar