Kita sekarang ini sudah memasuki era revolusi industri 4.0, dimana teknologi berkembang dengan pesatnya. Teknologi berkembang dan membantu peran dan pekerjaan manusia, bahkan menggantikan tenaga manusia. Seiring dengan hal ini, muncul kekhawatiran manusia dan nilai-nilai dalam kehidupannya tidak dapat beradaptasi dengan perkembangan ini. Berdasarkan hal ini, pemerintah Jepang mengenalkan yang disebut society 5.0. Sosiety 5.0 diperkenalkan dengan tujuan menyiapkan masyarakat dalam menghadapi perkembangan teknologi. Society 5.0 adalah kehidupan mayarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) dan hubungannya dengan teknologi. Dalam konsep ini, perkembangan teknologi dan nilai-nilai yang terbentuk dari perkembangannya diharapkan dapat menghilangkan kesenjangan antara manusia dan masalah ekonomi.
Menanggapi hal ini,
pendidikan juga tentunya perlu menyiapkan output
pendidikan yang dapat beradaptasi di era ini.
Menanggapi hal ini, Nida Mauizdati, M.Pd, dosen STIQ Amuntai, menyampaikan
materi tentang pembelajaran di era society 5.0 ini dalam Webinar yang diadakan
oleh Analog Teachers of Learning.
Webinar bertema “Pembelajaran Era Society
5.0: Kolaboratif, Inovatif, Integratif” ini dilaksanakan pada 25 Januari 2021
melalui Zoom dan Youtube live streaming.
Materi
berjudul “Implementasi Pembelajaran yang Kolaboratif, Inovatif, dan Integratif
di SD/MI” ini membahas tentang kompetensi yang harus dimiliki siswa pada
pendidikan era society 5.0 ini.
Mengacu pada kecakapan hidup Abad 21, ada empat kecakapan yang harus dimiliki
siswa yaitu communication, Critical thinking, creativity, dan collaboration
atau yang biasa dikenal dengan 4Cs. Dalam pembelajaran pun guru sebaiknya
memilih model-model pembelajaran yang menuntut siswa untuk berpikir kritis,
menyelesaikan masalah, berdiskusi, serta yang menuntut siswa bekerja sama
dengan sebayanya. Model pembelajaran yang dapat digunakan diantaranya Inquiry learning, discovery learning, problem
based learning, project based
learning, maupun group investigation.
0 Komentar