Awal mula dikeluarkan pengumuman tentang peneriman sebagai intruktur AKMI tingkat Kabupaten, saudara Ahim mendaftarkan diri untuk bisa mengikuti beberapa rangkaian tes untuk bisa lolos menjadi instruktur AKMI tingkat Kabupaten. Sebenarnya bagi saya AKMI ini masih terdengar asing, karena sebelumnya belum pernah mendengar hal tersebut. Oleh karena itu, saudara Ahim sangat penasaran untuk lebih mengenal dan mengetahui apa itu AKMI.
Langkah
awal ketika mendaftar adalah mengisi berkas persyaratan sebagai syarat
administrasi, kemudian berkas tersebut diseleksi oleh pihak panitia AKMI, dan
sampailah pada hasil pengumuman yang lolos administrasi. Bagi yang lolos pada
tahap ini selanjutnya adalah tahap tes tertulis dan tes wawancara. Dari
beberapa tahapan tersebut, Alhamdulillah atas nama M. Ahim Sulthan
Nuruddaroini, M.Pd yang berasal dari STIQ Amuntai dinyatakan lolos.
Setelah
dinyatakan lolos dari rangkaian tes yang telah ditentukan oleh Panitia AKMI,
tahap selanjutnya adalah mengikuti BIMTEK calon instruktur AKMI yang
dilaksanakan secara Blended Learning yang bertempat di Hotel Galaxy
Banjarmasin, pada tanggal 31 Oktober 2021. Pada kegiatan ini baru dapat saya
pahami bahwa Bimtek tindak lanjut assesmen kompetensi madrasah Indonesia (AKMI)
merupakan assesmen yang dilakukan pada madrasah kelas 5, kelas 7 dan kelas 10
sebagai suatu cara untuk mengetahui atau mendiagnosis kelebihan dan kekurangan
pada siswa, yang berkaitan dengan 4 literasi, yaitu literasi membaca, literasi
numerasi, literasi sains dan literasi social budaya. Namun, pada kegiatan
BIMTEK calon instruktur AKMI yang dilaksanakan pada tanggal 31 oktober 2021 di
Hotel Galaxy Banjarmasin hanya literasi membaca dan literasi sosial budaya saja
yang diajarkan kepada kami para calon instruktur AKMI. Jadi tujuan dari BIMTEK
calon instruktur AKMI ini adalah untuk membimbing atau melatih kepada guru-guru
madrasah seluruh Indonesia.
Setelah
saya mengikuti BIMTEK calon Instruktur AKMI tersebut, selanjutnya adalah
pemberian tugas sebagai narasumber pada kegiatan BIMTEK Tindak Lanjut AKMI
Tahun 2021. Pada isi surat disebutkan bahwa “Dalam rangka Implementasi Proyek Realizing
Education’s Promise: Support To Indonesia’s Ministry Of Religious Affairs For
Improved Quality Of Education (Madrasah Education Qualitu Reform) REP-MEQR
Tahun Anggaran 2021, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik
Indonesia akan menyelenggarakan kegiatan Bimtek Tindak Lanjut Assesmen
Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) Tingkat Madrasah Angkatan (3), oleh
karena itu dimohon kepada bapak/ibu sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut
yang akan dilaksanakan pada:
Independent
Learning
Hari,
tanggal : Senin-Rabu, 29 november s.d
01 desember 2021
Tempat : Learning Managemen System
Intensive
Daring/Online
Hari,
tanggal: Kamis-Minggu, 02 s.d 05 desember 2021
Independent
Learning
Hari,
tanggal: Senin-Minggu, 06 s.d 12 desember 2021
Tempat:
Learning Managemen System
Di
dalam surat tersebut atas nama M. Ahim Sulthan Nuruddaroini, M.Pd diminta untuk
menjadi narasumber pada BIMTEK Tindak Lanjut AKMI agar membimbing dan melatih
para guru madrasah, dan kebetulan mendapat tugas pada kelas 161 dengan literasi
sosial budaya dengan JPL 10 jam terhitung mulai dari tanggal 06 s.d 12 Desember
2021.
Pada
pelatihan tersebut, Ahim awal mula menjelaskan tentang wawasan literasi social
budaya, selanjutnya pemahaman tingkat kemahiran literasi social budaya,
penyusunan LKPD literasi sosial budaya, dan yang terakhir adalah tugas presentasi
LKPD literasi sosial budaya oleh peserta BIMTEK guru Madrasah.
Sebagai
wawasan literasi social budaya dapat dipahami bahwa literasi social budaya
adalah kemampuan mengetahui, merespon, merefleksi, mengevaluasi, dan mencipta
pengetahuan, rencana sikap, dan rencana Tindakan yang terkait dengan komitmen
kabangsaan, toleransi, anti kekerasan, akomodatif dan inklusif, yang didesain
berlandaskan pada disiplin ilmu sejarah, sosiologi, antropologi, dan isu-isu
strategis yang relevan, serta dikaitkan dengan konteks personal, masyarakat,
religious sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan
berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat. Adapun tingkat kemahiran literasi
social budaya terbagi menjadi 5 tingkat kemahiran, yaitu perlu ruang kreasi,
dasar, cakap, terampil dan perlu ruang kreasi.
Kegiatan
bimtek ini berjalan dengan lancar dan sukses. Pada peserta terlihat antusias
mendengarkan dan banyak bertanya tentang literasi social budaya, mereka juga
sangat bersemangat dan tertarik dengan literasi social budaya. Menurut mereka
dengan adanya pelatihan ini bertambah pengetahuan dan ilmu terutama ilmu
tentang literasi sosial budaya, melihat bahwa Negara Indonesia kaya akan
budaya, jadi sangatlah tepat untuk mengajarkan literasi sosial budaya ini kepada
para siswa madrasah di seluruh Indonesia.
0 Komentar