Ad Code

Ticker

6/recent/ticker-posts

MENYELAMI LITERASI SOSIAL BUDAYA BERSAMA GURU MADRASAH SE INDONESIA

 Awal mula dikeluarkan pengumuman tentang peneriman sebagai intruktur AKMI tingkat Kabupaten, saudara Ahim mendaftarkan diri untuk bisa mengikuti beberapa rangkaian tes untuk bisa lolos menjadi instruktur AKMI tingkat Kabupaten. Sebenarnya bagi saya AKMI ini masih terdengar asing, karena sebelumnya belum pernah mendengar hal tersebut. Oleh karena itu, saudara Ahim sangat penasaran untuk lebih mengenal dan mengetahui apa itu AKMI.

Langkah awal ketika mendaftar adalah mengisi berkas persyaratan sebagai syarat administrasi, kemudian berkas tersebut diseleksi oleh pihak panitia AKMI, dan sampailah pada hasil pengumuman yang lolos administrasi. Bagi yang lolos pada tahap ini selanjutnya adalah tahap tes tertulis dan tes wawancara. Dari beberapa tahapan tersebut, Alhamdulillah atas nama M. Ahim Sulthan Nuruddaroini, M.Pd yang berasal dari STIQ Amuntai dinyatakan lolos.

Setelah dinyatakan lolos dari rangkaian tes yang telah ditentukan oleh Panitia AKMI, tahap selanjutnya adalah mengikuti BIMTEK calon instruktur AKMI yang dilaksanakan secara Blended Learning yang bertempat di Hotel Galaxy Banjarmasin, pada tanggal 31 Oktober 2021. Pada kegiatan ini baru dapat saya pahami bahwa Bimtek tindak lanjut assesmen kompetensi madrasah Indonesia (AKMI) merupakan assesmen yang dilakukan pada madrasah kelas 5, kelas 7 dan kelas 10 sebagai suatu cara untuk mengetahui atau mendiagnosis kelebihan dan kekurangan pada siswa, yang berkaitan dengan 4 literasi, yaitu literasi membaca, literasi numerasi, literasi sains dan literasi social budaya. Namun, pada kegiatan BIMTEK calon instruktur AKMI yang dilaksanakan pada tanggal 31 oktober 2021 di Hotel Galaxy Banjarmasin hanya literasi membaca dan literasi sosial budaya saja yang diajarkan kepada kami para calon instruktur AKMI. Jadi tujuan dari BIMTEK calon instruktur AKMI ini adalah untuk membimbing atau melatih kepada guru-guru madrasah seluruh Indonesia.

Setelah saya mengikuti BIMTEK calon Instruktur AKMI tersebut, selanjutnya adalah pemberian tugas sebagai narasumber pada kegiatan BIMTEK Tindak Lanjut AKMI Tahun 2021. Pada isi surat disebutkan bahwa “Dalam rangka Implementasi Proyek Realizing Education’s Promise: Support To Indonesia’s Ministry Of Religious Affairs For Improved Quality Of Education (Madrasah Education Qualitu Reform) REP-MEQR Tahun Anggaran 2021, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia akan menyelenggarakan kegiatan Bimtek Tindak Lanjut Assesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) Tingkat Madrasah Angkatan (3), oleh karena itu dimohon kepada bapak/ibu sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut yang akan dilaksanakan pada:

Independent Learning

Hari, tanggal    : Senin-Rabu, 29 november s.d 01 desember 2021

Tempat            : Learning Managemen System

Intensive Daring/Online

Hari, tanggal: Kamis-Minggu, 02 s.d 05 desember 2021

Independent Learning

Hari, tanggal: Senin-Minggu, 06 s.d 12 desember 2021

Tempat: Learning Managemen System

 

Di dalam surat tersebut atas nama M. Ahim Sulthan Nuruddaroini, M.Pd diminta untuk menjadi narasumber pada BIMTEK Tindak Lanjut AKMI agar membimbing dan melatih para guru madrasah, dan kebetulan mendapat tugas pada kelas 161 dengan literasi sosial budaya dengan JPL 10 jam terhitung mulai dari tanggal 06 s.d 12 Desember 2021.

Pada pelatihan tersebut, Ahim awal mula menjelaskan tentang wawasan literasi social budaya, selanjutnya pemahaman tingkat kemahiran literasi social budaya, penyusunan LKPD literasi sosial budaya, dan yang terakhir adalah tugas presentasi LKPD literasi sosial budaya oleh peserta BIMTEK guru Madrasah.

Sebagai wawasan literasi social budaya dapat dipahami bahwa literasi social budaya adalah kemampuan mengetahui, merespon, merefleksi, mengevaluasi, dan mencipta pengetahuan, rencana sikap, dan rencana Tindakan yang terkait dengan komitmen kabangsaan, toleransi, anti kekerasan, akomodatif dan inklusif, yang didesain berlandaskan pada disiplin ilmu sejarah, sosiologi, antropologi, dan isu-isu strategis yang relevan, serta dikaitkan dengan konteks personal, masyarakat, religious sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat. Adapun tingkat kemahiran literasi social budaya terbagi menjadi 5 tingkat kemahiran, yaitu perlu ruang kreasi, dasar, cakap, terampil dan perlu ruang kreasi.

Kegiatan bimtek ini berjalan dengan lancar dan sukses. Pada peserta terlihat antusias mendengarkan dan banyak bertanya tentang literasi social budaya, mereka juga sangat bersemangat dan tertarik dengan literasi social budaya. Menurut mereka dengan adanya pelatihan ini bertambah pengetahuan dan ilmu terutama ilmu tentang literasi sosial budaya, melihat bahwa Negara Indonesia kaya akan budaya, jadi sangatlah tepat untuk mengajarkan literasi sosial budaya ini kepada para siswa madrasah di seluruh Indonesia.


Posting Komentar

0 Komentar