Ad Code

Ticker

6/recent/ticker-posts

Diklat Pendidikan Nasional: Strategi Pembelajaran dari Berbagai Masa


  

Menjadi guru diera merdeka belajar dituntut memiliki kemampuan untuk mengembangkan pendekatan dan memilih strategi serta metode yang efektif untuk siswa. Hal ini menjadi penting terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif serta memberikan kemerdekaan berfikir secara bebas, memberikan ruang partisipasi aktif siswa, serta mengembangkan pembelajaran yg menyenangkan. Sejalan dengan hal ini pula, adanya tuntutan pengembangan kompetensi Abad 21, yaitu 4C: creative (berpikir kreatif), collaborative (bekerjasama), communication (berkomunikasi), critical thinking (berpikir kritis) tentu menjadi dasar bagi seorang guru untuk berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk mendukung hal ini, Analog Teacher of Learning mengadakan 

Diklat Pendidikan Nasional dengan mengusung tema Strategi Pembelajaran dari Berbagai Masa (Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar) dengan rangkaian acara selama 4 hari yaitu tanggal 18,19, 25 dan 26 Juni 2022 dengan 10 narasumber dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Salah satu pemateri adalah dosen dari STIQ Amuntai yaitu Hikmatu Ruwaida, M.Pd yang memberikan materi pada tanggal 25 Juni 2022 dengan judul Strategi Penyelidikan Pembelajaran. 

Pada era kurikulum merdeka belajar, tugas dan kewenangan seorang guru bukan hanya  awalnya hanya mengajar tetapi juga menjadi desainer pembelajaran. Jerome Bruner dalam wahyudi dkk mengatakan bahwa peserta didik akan mudah mengingat konsep atau melekatkan pengetahuan dalam struktur kognitifnya jika konsep dan pengetahuan tersebut diperoleh melalui proses penemuan. Dalam teori pembelajaran kognitif dan sosial terjadi

melalui pengkonstruksian pengetahuan secara aktif melalui interaksi dengan orang lain. Implikasi utama dalam pengajaran antara lain guru memfasilitasi dan membimbing interaksi pebelajar dan membantu mereka mengkonstruksi pemahaman dan ide-ide mereka sendiri. Maka dalm hal ini, pedagogi dan andradogi harus berjalan beriringan. Jika pedagogi lebih dominan diterapkan pada anak-anak sebagai subjek didik

dan andragogi, lebih dominan pada pendidikan orang dewasa, diera merdeka belajar 

tidak menutup kemungkinan kedua hal ini –pedagogi dan andragogi- dilakukan secara bersamaan (pada setiap jenjang satuan pendidikan) sebagai bagian dari proses belajar manusia. Dari konsep inilah pentingnya menumbuhkan kesadaran peserta didik tentang pentingnya belajar dalam kehidupan, dan guru seyogyanya mampu menumbuhkan proses pembelajaran sebagai wadah tumbuhkembangnya potensi peserta didik sesuai dengan konsep learning to know, learning to do, learning to be dan learning to life together.

Strategi inkuiri lebih menitikberatkan pada keterlibatan peserta didik dalam menemukan pengetahuan melalui penyelidikan. Inkuiri adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dalam menemukan pengetahuan atau pemahaman untuk menyelidiki, mulai dari

melakukan pengamatan, mengajukan pertanyaan, merencanakan penyelidikan, mengumpulkan data atau informasi dan melakukan penyelidikan, menganalisis data, membuat kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil penyelidikan. Oleh sebab itu, strategi ini menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal pada saat proses pembelajaran. 

Strategi pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki untuk memecahkan masalah yang dihadapi, siswa memiliki kesempatan untuk menghubungkan informasi baru dengan struktur kognitif yang ada sehingga menghasilkan pembelajaran yang bermakna. Satu hal yang perlu diperhatikan guru dalam mengajar model inkuiri adalah tugas guru hanya sebagai fasilitator dan mediator, yang membantu siswa untuk belajar dan menggunakan keterampilan proses mereka untuk mendapatkan lebih banyak pengetahuan. Keaktifan siswa untuk mengamati, menebak, dan menyimpulkan melalui kegiatan kelompok dan mengkomunikasikan hasil penyelidikan. Selain kemampuan kognitif dan psikomotor, kemampuan afektif siswa dapat dikembangkan. Pembelajaran inkuiri dibangun di atas asumsi bahwa manusia memiliki dorongan bawaan untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah membantu siswa mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu.


Posting Komentar

0 Komentar