الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ عَلَى قُلُوْبِ اْلمُسْلِمِيْنَ المُؤْمِنِيْنَ، وَجَعَلَ الضِّياَقَ عَلَى قُلُوْبِ الْمُنَافِقِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ اْلحَقُّ اْلمُبِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدِ الأَمِيْنِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلمِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ المَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ. أَمَّا بَعْدُ
أَيُّهاَ
اْلحَاضِرُوْنَ اْلمُسْلِمُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ
بِتَقْوَى اللهِ. قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَمَن يَتَّقِ
اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Shalat
adalah ibadah fardhu ‘Ain bagi setiap orang islam yang mukallaf, shalat juga
merupakan tiang agama dan menjadi amal yang pertama kali yang dilihat atau yang
di hisab ataupun ditanyai di akhirat nanti.
Sebagaimana
Rasulullah SAW. Bersabda: “ Sesungguhnya pertama kali yang akan dilihat atau
di hisab dari amal seorang hamba, pada hari kiamat adalah ibadah shalat, bila
ditemukan ibadah shalatnya sempurna maka diterimalah shalat dan seluruh
amalnya, apabila ditemukan shalatnya kurang yakin atau kurang baik, maka
ditolaklah shalatnya dan seluruh amalnya. ( HR. At-Tabarani ).
Shalat
seharusnya dapat mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan munkar, firman
Allah SWT Q.S Al-Ankabut ayat 45
ٱتۡلُ
مَآ أُوحِيَ إِلَيۡكَ مِنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ
تَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِۗ وَلَذِكۡرُ ٱللَّهِ أَكۡبَرُۗ وَٱللَّهُ
يَعۡلَمُ مَا تَصۡنَعُونَ ٤٥
Bacalah kitab (Alquran) yang telah
diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah Shalat. Sesungguhnya shalat
mencgah dari peruatan keji dan mungkar. Dan ketahuilah mengingat Allah (shalat)
itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah lainnya), Allah mengetahui apa yang
kamu kerjakan.
Menurut ahli tafsir Ibnu Katsir dalam
surat Al Ankabut :45 bahwa hikmah shalat ada adalah mencegah dari perbuatan
keji dan perbuatan mungkar.
Mungkin
ada yang bertanya “ Ada orang yang rajin shalat tapi mengapa Shalatnya tidak mencegah
dari perbuatan keji dan mungkar, mulutnya masih saja menceritakan aib orang
lain dan merendahkan orang lain, sangat senang akan ghibah, menggunjing
tetangga bahkan tak segan untuk menghina sanak saudara, orang ini berarti tidak
merasakan manfaatnya shalat dalam kehidupannya tidak sesuai dengan hikamah
shalat dalam surah Al Ankabut ayat 45
tersebut, Dia tidak merasakan kenikmatan shalat yang dia kerjakan, maka besar
kemungkinan shalatnya belum diterima
oleh Allah SWT. hal ini disabdakan oleh Rasulullah SAW. ( Pada hari kiamat
nanti, ada orang membawa shalatnya kepada Allah SWT. kemudian dia
mempersembahkan shalatnya kepada Allah, lalu shalatnya dilipat-lipat seperti
dilipatnya pakaian yang kumal, kemudian
dilemparkan ke wajahnya, Allah tidak menerima shalatnya).
Banyak
sekali orang yang shalat dan shalatnya akan dilemparkan ke wajahnya, ditolak
oleh Allah SWT. bahkan ada yang celaka dengan shalatnya, seperti yang terdapat
dalam Firman Allah SWT. dalam surah Al-Ma’uun ayat 4-5:
فَوَيۡلٞ لِّلۡمُصَلِّينَ ٤
ٱلَّذِينَ هُمۡ عَن صَلَاتِهِمۡ سَاهُونَ ٥
“maka
celakalah bagi orang-orang yang shalat yaiu orang-orang yang melalaikan
shalatnya. ( Al-Ma’un: 4-5 ).
Masalah
ibadah shalat merupakan urusan hamba dengan Allah, diterima atau tidaknya shalat
seseorang hanya Allah yang mengetahuinya, tetapi bisa diketahui dari
ciri-cirinya ataupun tanda-tandanya, sebagaimana dalam hadits Qudsi yang
diriwayatkan oleh imam Al-Bazzar dari sahabat Abdullah bin wahid Al-Harani,
Rasulullah SAW. pernah bersabda : Yang artinya sesungguhnya aku (Allah) hanya
menerima salat seseorang yang bersifat tawaduk merendahkan diri dihadapan Ku
Dia tidak sombong kepada makhluk Ku yang
lain, dan tidak membiasakan maksiat kepada-Ku, dan tidak durhaka kepada-Ku, dan
menghabiskan waktu siangnya untuk berzikir kepadaku dan mengasihi orang-orang
miskin dan Ibnu Sabil dan kepada janda janda miskin dan mengasihi kepada
orang-orang yang tertimpa musibah ( HR. Imam Al-Bazzar ).
Dari
Hadits Qudsi tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang diterima salat oleh
Allah subhanahu wa ta'ala memiliki ciri-ciri atau tanda-tanda diantaranya
tanda-tanda tersebut adalah:
1.
Shalat
yang dilakukan dengan memindahkan diri,
Maksudnya
adalah shalat yang dilakukan dengan khusyuk, menjiwai, takut, dan merendahkan
diri dihadapan Allah SWT, sikapnya selalu tawaduk karena keagungan Allah rendah
diri terhadap sesama, tidak sombong dan selalu mengagungkan kebesaran Allah
SWT, rendah hati dan tidak angkuh,
2.
Dia
tidak menyombongkan diri kepada Makhluk Allah.
Tawaduknya atau
rendah dirinya dalam salat melahirkan
rendah hati dalam pergaulannya dengan sesama manusia. Kekuasaan tidak
menyebabkan dia sombong karena dia tahu bahwa kekuasaan adalah amanah Allah
SWT. Kekayaan tidak menyebabkan memperbudak orang lain karena ia tahu bahwa harta
hanyalah titipan Allah SWT., Pengetahuan tidak membuatnya tinggi diri sebab dia
tahu bahwa pengetahuannya tidak seberapa dibandingkan dengan luasnya ilmu Allah
SWT. Orang yang shalatnya diterima tidak akan merasa dirinya lebih tinggi dari
orang lain, Rasulullah SAW. Bersabda: (Tidak akan masuk surga orang yang
dalam hatinya ada perasaan sombong walaupun hanya sebesar biji dzarrah).
(HR. Muslim ).
Jadi kita jangan
sekali-kali merasa hebat merasa harat dari orang lain walaupun kita lebih kaya
lebi alim lebih tinggi jabatan serba lebih dari oarng lain, karena itu yang
mencegah kita dari masuk syurga na’udzubillah min zdalik.
3.
Tidak
akan mengulangi maksiat kepada Allah SWT.
Dalam hidup, sesekali
waktu kita pernah jatuh ke dalam maksiat kecil ataupun besar, mungkin pernah
kita memalsukan angka dalam kwintasi, mungkin kita pernah berdusta kepada orang
lain, mungkin kita pernah menyakiti hati tetangga, mungkin pernah kita
memanfaatkan jabatan untuk memperkaya diri, bahkan mungkin karena kita menyebabkan
orang lain menderita dalam hidupnya. Barangsiapa salatnya tidak menyebabkan dia
menjauhi kekejian dari kemungkaran maka salatnya hanya akan menambah dia jauh
dari Allah SWT.
4.
Orang
yang mampu menjadi alat kontrol untuk mengendalikan hawa nafsunya.
Rasulullah SAW.
Bersabda:
( Barangsiapa yang shalatnya tidak mencegah
dari kejelekkan dan kemungkaran, maka shalatnya akan menjauhkan dirinya dari
Allah SWT.
5.
Selalu
berzikir kepada Allah SWT.
Baik waktu
siang maupun malam, menyempatkan diri untuk berzikir kepada Allah SWT. Meskipun
urusan dunianya sangat sibuk. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW. (
Ya Rasulullah, Syariat Islam sudah banyak pada diriku ajarkanlah kepadaku
sesuatu yang bisa aku pegang teguh untuk selamanya, Rasulullah Saw. Menjawab:
usahakanlah lidahmu selalu basah menyebut nama Allah, jangan biarkan lidahmu
kering tanpa menyebut nama Allah). Berzikir bukan saja disyariatkan dalam
shalat saja, melainkan juga pada setiap saat kita berdiri, duduk, bahkan
berbaring. Pada satu majelis saja sahabat menemukan Rasulullah membaca
istighfar 100 kali, Allah berfirman bahwa zikir dapat menjadikan hati kita
tentram
أَلَا
بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ ٢٨
.
Ingatlah hanya dengan banyak mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram). ( Q.S.
Ar-Ra'd: 28 )
6.
Orang
yang menyayangi orang miskin.
Orang yang
mempunyai solidaritas sosial dia bukan hanya melakukan ruku dan sujud saja,
tetapi dia juga memikirkan penderitaan sesamanya, dia menyisihkan sebagian
waktu dan rezekinya untuk membahagiakan orang lain. Rasulullah SAW.
Bersabda: " orang yang dermawan
dekat dengan Allah, dekat dengan manusia dan dekat dengan surga, Sedangkan kan
orang yang bakhil atau pelit jauh dari Allah, jauh dari manusia dan dekat
dengan neraka" ).
Shalat Yang
diterima Allah SWT. tampak bekasnya dalam kehidupan orang yang melakukannya,
Islam bukan saja datang untuk menegakkan akidah dan ibadah melainkan juga
membela manusia yang lemah, fakir miskin, orang yang kehabisan bekal, janda
yang ditinggalkan suami dan orang yang menderita. Orang kaya yang membuat sudut
kecil di rumah untuk shalat tahajjud di malam hari tidak diterima shalatnya
bila ia membiarkan tetangganya mati kelaparan, bila tidak tersentuh hatinya
oleh penderitaan orang lain, bila acuh tak acuh saja terhadap masalah
kemiskinan bangsanya. Rasulullah SAW. Bersabda " tidak akan masuk surga
orang yang kenyang padahal tetangganya kelaparan di sampingnya".
Demikian semoga kita selalu mendapatkan
bimbingan dan pertolongan dari Allah sehingga shalat kita diterima oleh Allah
SWT.
وَٱلۡعَصۡرِ ١ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ ٢ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ
وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ ٣
بَارَكَ
اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ
تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوالغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
الحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَمَا
اَمَرَ. وَأَشْهَدُ اَنْ لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ إِرغَامًا
لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الخَلاَئِقِ وَالبَشَرِ. اَللَّهُمُّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَا اتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ
وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ , أَمَّا بَعْدُ: فَيَا مَعَاشِرَ الُمسْلِمِيْنَ…… إِتَّقُوْا
اللهَ تَعَالَى وَذَرُوْا الفَوَاخِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا يَطَنَ
وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَخُضُوْرِ الجُمُعَةِ وَالجَمَاعَةِ وَاعْلَمُوا
أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ المُسَبِّحَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ
تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَااَيَّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وِسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجمَعِيْنَ, اَللَّهُمَّ وَارْضَ عَنِ
الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الَّذِيْنَ قَضَوْا بِالحَقِّ وَكَانُوْا بِهِ
يَعْدِلُوْنَ سَادَاتِنَا أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ
سَائِرِ أَصْحَابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ
وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ, اَللَّهُمَّ
انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ المُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ
أَهلِكِ اليَهُوْدَ وَالنَّصَارَى وَالْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ. اَللَّهُمَّ
اَمِنَّا فِى دُوْرِنَا وَأَصْلِحْ وُلاَةَ أُمَوْرِنَا وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ
وِلاَيَتَنَا فِمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الغَلاَءَ
وَالوَبَاءَ والرِّبَا وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الفِتَنِ
مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بِلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ
بِلاَدِ المُسلِمِينَ العَامَّةً يَارَبَّ العَالَمِينَ. اللَهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالمُسلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالأَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. مَعَاشِرَ المُسلِمِينَ……
إِنَّ اللهَ يَأمُرُ بِالعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى القُربَى
وَيَنْهَى عَنِ الفَخْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُم لَعَلَّكُم
تَذَكَّرُوْنَ, فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ
أَكبَرُ….
0 Komentar