Ad Code

Ticker

6/recent/ticker-posts

KERJASAMA BGP KALSEL DENGAN PENDIDIK KALSEL OBSERVASI SEBAGAI TAHAP AWAL IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA PADA SMP NEGERI

Tahun 2022 menggunakan kurikulum merderka. Kurikulum merdeka sebelumnya disebut sebagai kurikulum prototipe, kini dikembangkan sebagai kurikulum yang fleksibel, berfokus pada kebutuhan materi yang krusial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah: (1) pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar pencasila, fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi, Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. Struktur Kurikulum merdeka meliputi intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakuler. Intrakurikuler adalah materi pelajaran yang telah ditetapkan pada peraturan menteri N0.08/H/KR/2022 mengenai “Capaian Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah Pada Kurikulum Merdeka”. Kokurikuler adalah Projek penguatan profil pelajar Pancasila  dengan tema-tema atau isu penting seperti gaya hidup berkelanjutan, toleransi, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi. Projek ini melatih peserta didik untuk melakukan aksi nyata sebagai respon terhadap isu-isu yang terjadi pada lingkungan sekitar, serta dapat menginspirasi peserta didik untuk memberikan kontribusi dan berdampak bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya, hal ini sesuai dengan peraturan menteri No 09/H/KR/2022 tentang “Dimensi, Elemen, Dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka”. Ekstrakurikuler adalah kegiatan-kegiatan tambahan selain intrakurikuler dan kokurikuler yang dilaksanakan di luar jam pelajaran dan dikelola oleh sekolah, bertujuan untuk mewadahi kreatifitas dan intelektualitas peserta didik.

Penulis sebagi dosen STIQ Amuntai, dipercaya sebagai anggota fasilitator Sekolah Penggerak  (FSP) Balai Guru Penggerak (BGP) Kalimantan Selatan, mendampingi sekolah tingkat SMP Negeri pada kabupaten Kotabaru. Pada tahap awal, penulis melakukan observasi untuk proses implementasi kurikulum merdeka pada SMP Negeri Kotabaru selanjutnya, dengan mengetahui karakteristik keadaan sekolah. Sekolah yang dikunjungi adalah SMPN 1 Pulau Laut Barat, SMPN 2 Pulau Laut Barat, SMPN 2 Kelumpang Utara, dan SMPN 3 Kelumpang Selatan. Tujuan kegiatan observasi ini   adalah mengetahui proses pembelajaran dalam implementasi Kurikulum Merdeka Pada Sekolah Menenagah Pertama (SMP) Negeri yang menjadi sekolah penggerak angkatan II untuk siswa kelas VII serta merefleksi dokumen perencanaan yang dirancang oleh Satuan Pendidikan yang dimulai dari dokumen KOSP, Analisis CP menjadi TP ke ATP, perencanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), dan Modul Aja, sesuai dengan Surat Perintah Tugas Kepala BPG Provinsi Kalimantan Selatan No. 895/B7.19/KP.16/2022 tanggal 19 Oktober 2022, dalam rangka kegiatan Kunjungan Lapangan Terhadap 6 Sekolah Dampingan Pada Sekolah Penggerak Angkatan 2 untuk Kabupaten Kotabaru dari tanggal 19 s.d 22 Oktober 2022.
            

Hasil kegiatan ini adalah bahwa SMP Negeri kabupaten Kotabaru telah siap melaksanakan Implementasi Kurikulum Merdeka yang telah menjadi projek kerja sekolah selama 3 tahun kedepan. Keadaan geografi pegunungan dan pesisir lautan mengakibtakan sinyal internet tidak mendukung kegiatan belajar online atau pertemuan jarak jauh (PJJ), namun diusahakn oleh sekolah untuk bekerjasama dengan penyedia internet pada sekitar untuk mendapatkan dukungan sinyal internet yang lebih baik. Begitu pula dengan ketersediaan listrik yang terbatas pada waktu tertentu, sehingga memerlukan dukungan daya listrik dari ginset dan berharap kabupaten dapat membantu untuk bekerjasama dengan PLN kota dalam penyediaan arus listrik yang kontinu tiap hari. Ketersediaan guru terbatas, dan guru dalam materi pelajaran lokakarya sangat diperlukan. Penyusunan  modul ajar masih untuk satu materi dengan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan pembelajaran (ATP) terbatas, namun sudah mampu menyusun TP dan ATP dengan baik  Komunitas praktisi masih kurang melibatkan orang tua dan pengawasm hal ini karena pengawas untuk tingkat SMP Negeri masih keadaan kosong, dan proses pembelajaran diferensiasi belum terlakasana. Sekolah sudah mampu menyusun Kurikulum Operasional Sekolah Penggerak (KOSP) dan modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Sekolah juga sudah memiliki media promosi baik berupa Instragram, Blogspot, Youtube dan Facebook.






Posting Komentar

0 Komentar