Sebagai seorang pendidik, pengabdian kepada masyarakat bukanlah sekadar kewajiban administratif, melainkan sebuah panggilan jiwa. Bertepatan dengan datangnya bulan suci Ramadan, Siti Khafifah, M.Pd. selaku dosen STIQ Amuntai, melaksanakan sebuah kegiatan pengabdian sederhana namun penuh makna: mengajar membaca Al-Qur’an untuk anak-anak di lingkungan tempat tinggalnya, yaitu di Desa Tangga Ulin Hilir.
Kegiatan ini adalah pembinaan baca Al-Qur’an untuk anak-anak, khususnya mereka yang masih dalam usia pembelajar dasar. Materi yang diajarkan meliputi pengenalan huruf hijaiyah menggunakan metode Iqra’ untuk pemula, serta pembelajaran tajwid dan perbaikan pelafalan Al-Qur’an bagi yang sudah bisa membaca. Kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari kontribusi pendidikan keagamaan kepada masyarakat.
Kegiatan ini dilaksanakan atas dasar kebutuhan riil masyarakat desa terhadap pembelajaran Al-Qur’an yang konsisten dan terjangkau. Di sisi lain, Siti Khafifah, M.Pd. meyakini bahwa menanamkan cinta terhadap Al-Qur’an sejak usia dini adalah investasi moral yang luar biasa bagi pembentukan karakter anak. Ramadhan menjadi momentum yang sangat tepat untuk memperkuat nilai-nilai keagamaan di tengah masyarakat, sekaligus mempererat hubungan sosial antara pendidik dan anak-anak.
Kegiatan ini dilaksanakan di rumah pribadinya, yang selama ini memang telah dimanfaatkan oleh anak-anak sebagai tempat mereka belajar mengaji. Suasana rumah yang akrab dan tenang membuat proses belajar lebih nyaman bagi anak-anak.
Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari setelah salat Zuhur selama bulan Ramadan. Jadwal tersebut dipilih karena sesuai dengan waktu luang anak-anak setelah belajar di sekolah, serta menjadi bagian dari pengisian waktu dengan kegiatan yang bermanfaat.
Peserta kegiatan adalah anak-anak usia 6 sampai 13 tahun yang tinggal di lingkungan sekitar. Mereka datang dengan antusias dan semangat tinggi. Orang tua juga turut mendukung secara aktif dengan mendorong anak-anak untuk belajar. Siti Khafifah, M.Pd. melaksanakan kegiatan ini secara mandiri, sebagai bagian dari pengabdian individu sebagai dosen, namun dengan semangat kolektif dari masyarakat.
Kegiatan dilaksanakan dengan pendekatan berjenjang dan personal. Yang belum bisa membaca huruf hijaiyah diajarkan secara perlahan dengan metode Iqra’. Sedangkan yang sudah mahir diarahkan untuk menyempurnakan bacaan dengan memperhatikan tajwid dan makhraj.
Melalui kegiatan ini, saya menyaksikan perkembangan yang sangat menggembirakan. Anak-anak yang awalnya belum bisa membaca, kini mulai lancar mengenali huruf-huruf dan menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam semangat spiritual mereka. Pengabdian ini bukan hanya tentang mengajar membaca, melainkan tentang menumbuhkan cinta kepada Al-Qur’an dan memperkuat nilai-nilai religius sejak usia dini.
Dia menyadari bahwa kegiatan ini hanyalah langkah kecil, namun berharap ia menjadi pijakan untuk langkah-langkah besar di masa depan.
Pengabdian bukan hanya tentang memberi, tapi juga tentang belajar kembali: tentang arti ketulusan, tentang kebersamaan, dan tentang harapan yang tumbuh dari hal-hal yang paling sederhana. Semoga kegiatan ini membawa manfaat, menjadi amal jariyah, dan menumbuhkan generasi yang dekat dan cinta pada Al-Qur’an.
0 Komentar