Dampak dari datangnya
Pandemi COVID-19 pada akhir tahun 2019 sangat berpengaruh pada tatanan hidup
manusia pada semua sektor tidak terkecuali dalam sektor pendidikan yang mana
mengharuskan semua orang untuk membatasi aktivitas, termasuk aktivitas belajar
di sekolah. Berbagai cara sudah dilakukan sebagai solusi atas pembelajaran dari
istilah nama pembelajaran daring sampai pembelajaran luring. Hal tersebut tidak
cukup menjawab tuntutan dari semua kalangan terkait sistem pembelajaran, dari
peserta didik, orang tua peserta didik, sampai guru/pengajar. Terlebih bagi
orang tua peserta didik tingkat TK dan SD yang mana dalam proses pembelajaran
daring harus didampingi oleh orang tua. Jadi istilahnya bukan hanya
anak/peserta didik yang sekolah tetapi orang tua mereka pun juga sekolah. maka
dari itu yang menjadi orang ataupun kalangan yang sangat mendukung terjadinya
pembelajaran tatap muka ialah kalangan orang tua peserta didik tingkat TK dan
SD karena rata-rata mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini juga mengingat kekhawatiran orang tua
atas aktivitas sosial anaknya, yang mana cenderung menutup diri dirumah.
Minimnya kesempatan anak untuk dapat berkomunikasi atau bersosialisasi dengan
teman sebayanya karena lamanya tidak sekolah.
Keresahan ini berlanjut
pada semakin berkembangnya teknologi seperti handphone yang mana hampir
semua orang dengan mudah dapat memiliki dan menggunakannya. Menjadi sebuah
kendala karena atas kemudahan memiliki dan menggunakannya menjadikan anak
rata-rata akan bersifat pasif karena aktivitas mereka sekarang teralihkan
dengan adanya handphone seperti bermain game dan aplikasi lainnya yang
mana membuat mereka akan melupakan waktu bermain dengan teman sebayanya. hal
tersebut berpengaruh pada tingkat komunikasi dan sosialnya.
Pembelajaran abad 21
menawarkan beberapa keunggulan pembelajaran yang dapat dikolaborasikan pada
masa pandemi. Hal ini tentunya harus sejalan dengan semua pihak yang terkait
untuk mensukseskan pembelajaran yang
efektif dan efisien. Korelasi dalam konteks pandemi covid-19 dijabarkan pada
model pembelajaran yang berorientasi pada abad 21 adalah 1) Communication
skill, 2) Collaboration skill, dan 3) Critical thinking and problem solving
skill.
Solusi untuk
permasalahan terkait keterampilan berkomunikasi atau bersosialisasi yang
disebabkan oleh lamanya peserta didik di rumah dapat diatasi dengan rencana
pembelajaran yang dirancang dengan menitik beratkan pemulihan tingkah laku
sosialnya. Salah satu yang ditawarkan adalah model pembelajaran abad 21 yaitu
Communication skill (keterampilan berkomunikasi). Pada model ini
orientasi utamanya terletak pada kesempatan yang diberikan kepada peserta didik
untuk menggunakan kemampuannya dalam mengutarakan ide-ide, baik dalam kegiatan
diskusi dengan teman sebaya ataupun menyelesaikan masalah oleh gurunya.
Oleh sebab itu yang
dilakukan pada model ini terfokus untuk meningkatkan keterampilan
berkomunikasinya. Seperti mengadakan kegiatan cerita pengalaman, diskusi, tanya
jawab dan lainnya yang orientasinya fokus untuk memberikan kesempatan peserta
didik dalam menyampaikan ide-ide dengan suasana senang sehingga mendapatkan
pemulihan percaya diri. Pada model ini tidak dianjurkan guru memberikan tugas
terlalu berlebihan sehingga melupakan adanya komunikasi dua arah tersebut.
Guru diharapkan mampu menjembatani peserta didik dalam mencapai tujuan dengan senantiasa mengarahkan atau memberikan stimulus kepada peserta didik untuk tampil percaya diri seperti mampu beradapatasi dengan teman sekelas atau teman kelompok, menghargai pendapat teman, berani memberikan pertanyaan, berani menyanggah dan berani menyampaikan pendapat. Selain itu juga harapannya Communication skill ini mampu menjawab permasalahan yang ada yaitu pemulihan keterampilan berkomunikasi yang menjadi pokok permasalahan di masa pandemi.
0 Komentar