Dalam rangka memperkuat
penguasaan bahasa Arab di era digital, ITHLA (Ittihadu Thalabati al Lughah al
Arabiyah bi Indonesia) DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) VI Kalimantan
menyelenggarakan seminar kebahasaan bertajuk “Optimalisasi Teknologi Digital
dalam Penguasaan Bahasa Arab bagi Mahasiswa: Integrasi Unsur Kebahasaan dan
Keterampilan Berbahasa” . Kegiatan ini menjadi bagian dari agenda Silaturahmi
Wilayah (Silatwil) 2025, dan dilaksanakan pada Kamis, 29 Mei 2025, bertempat di
Aula Kampus Institut Agama Islam Darul Ulum, Kandangan.
Seminar ini menghadirkan M. Syihabuddin, M.Pd, dosen dari STIQ Rakha Amuntai, sebagai narasumber utama. Kehadiran beliau memberikan warna tersendiri karena materi yang disampaikan bersifat aplikatif dan merespons langsung kebutuhan mahasiswa dalam menghadapi tantangan pembelajaran bahasa Arab di era teknologi yang terus berkembang.
Adapun alasan diangkatnya tema ini tidak lepas dari tantangan nyata yang dihadapi mahasiswa dan pengajar bahasa Arab dalam memanfaatkan teknologi digital secara maksimal. Di tengah kemajuan pesat aplikasi pembelajaran, perangkat lunak terjemahan, hingga platform e-learning, mahasiswa dituntut tidak hanya memahami teori kebahasaan, tetapi juga mampu mengintegrasikan keterampilan linguistik dengan sarana digital secara fungsional. Oleh karena itu, seminar ini diharapkan menjadi momentum refleksi dan transformasi cara belajar bahasa Arab yang lebih relevan dan adaptif.
Seminar ini diikuti oleh para mahasiswa bahasa Arab dari berbagai perguruan tinggi se-Kalimantan. Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara luring (tatap muka) dengan suasana akademik yang dinamis. Pemaparan materi dibagi dalam dua bagian utama: pertama, telaah konseptual tentang pentingnya integrasi unsur kebahasaan (Mufradat, Nahwu, Sharaf, dll.) dengan empat keterampilan bahasa (Istima’, Kalam, Qira’ah, Kitabah); kedua, praktik dan strategi optimalisasi teknologi digital seperti penggunaan aplikasi pembelajaran, platform interaktif, serta strategi blended learning dalam konteks pengajaran bahasa Arab.
Respon peserta terhadap seminar ini sangat antusias. Diskusi berlangsung interaktif, dengan pertanyaan dan refleksi yang menunjukkan bahwa topik ini menyentuh kebutuhan nyata di lapangan. Tidak sedikit peserta yang mengungkapkan ketertarikan untuk mengembangkan metode pembelajaran bahasa Arab berbasis teknologi di kampusnya masing-masing.
Melalui kegiatan ini, tersampaikan bahwa penguasaan bahasa Arab di era digital bukan hanya soal kemampuan individual, tetapi juga soal kesiapan institusional dan ekosistem pembelajaran yang mendukung. Seminar ini menjadi salah satu bentuk nyata kontribusi dosen dalam pengabdian kepada masyarakat akademik, terutama dalam menjembatani kebutuhan mahasiswa dengan perkembangan dunia teknologi dan kebahasaan kontemporer.
Diharapkan kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan secara berkelanjutan di berbagai kampus, agar semangat literasi digital dalam pembelajaran bahasa Arab tidak hanya menjadi slogan, tetapi menjadi budaya akademik yang hidup dan berkembang.
0 Komentar