Sekolah Tinggi
Ilmu Tarbiyah Syekh Muhammad Nafis (STIT
SMN) Tabalong kembali menggelar kajian ilmiah bertajuk Artificial Intelligence (AI)
dan Tantangan Kajian Islam pada Senin 19 Juni 2023 menghadirkan narasumber yang
kompeten di bidangnya yaitu Prof.
Fahcrizal Azmi Halim, MA. Ph.D Guru Besar Kajian Islam di Departement
Of Religious Studies University of Saskatchewan Canada. Adapun Moderator
pada kegiatan ini adalah Hasan,
MA.Hum. Kajian lmiah ini diikuti oleh semua civitas
akademika STIT Syekh Muhammad Nafis Tabalong, Pengurus Yayasan Syekh Muhammad
Nafis dan Ketua DPD Muhammadiyah Kabupaten Tabalong. Kegiatan ilmiah ini Alhamdulillah
dapat dilaksanakan secara offline di Aula Kampus STIT Syekh Muhammad
Nafis Tabalong Komplek Islamic Center.
Pada kesempatan
sebelumnya STIT Syekh Muhammad Nafis Tabalong juga pernah mengadakan General
Stadium (kuliah umum) via platform Zoom meeting dengan narasumber yang sama
yakni pada Kamis 9 September
2021 dengan tema Dampak Media Sosial dalam Pergeseran Otoritas Agama
Kebanggaan. Dua Tema ini sebenarnya saling berhubungan dan bisa dikatakan tema
kajian ilmiah terbaru ini adalah pengembangan dari tema pertama. Kalau tema
pertama membahas tentang bagaimana media social dapat membuat pergeseran
otoritas agama yang semula hanya dimiliki pemuka agama namun sekarang dapat
dimiliki oleh semua orang. Pada tema kajian kedua membahas Kecerdasan buatan
yang sekarang ini menjadi pembahasan ilmuan dan hubungannya dengan
kajian-kajian Islam.
Moderator bersama narasumber |
Dalam
presentasi ilmiahnya narasumber memaparkan apa yang dimaksud dengan Artificial
Intelligent/kecerdasan buatan dengan kemampuan komputer atau robot yang
dikendalikan oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas yang biasanya dilakukan
oleh manusia dengan kecerdasannya sudah mulai dikembangkan pada tahun 1950an.
Dalam hal ini narasumber memberikan contoh dengan ChatGPT versi 3 sebuah
program AI dari Perusahaan Open AI perusahaan yang bermarkas di San Fransico,
California, Amerika Serikat. Demi ChatGPT perusahaan Open AI rela
menggelontorkan dana investisi senilai 10 T Dolar Amerika atau melebihi APBD Kabupaten
Tabalong, terang beliau.
Kehadiran AI
baru-baru ini mengundang pendapat terkait kegunaan maupun ancaman dari AI.
Namun tak dapat dipungkiri bahwa kehadiran AI juga dapat membantu sekaligus
mengancam kemampuan berpikir kritis pada siswa maupun mahasiswa, juga dapat
menggantikan segala pekerjaan manusia jika Ai digabung dengan teknologi robot.
Perlu diingat umat Islam sejatinya tidak anti dengan kemajuan teknologi
informasi bahkan menyambut dengan baik dan menggunakannya untuk kepentingan
dakwah Islamiyah.
Namun sering
dengan loncatan kemajuan internet penelitian AI ini menghasilkan lompatan
quatun yang sangat uar biasa sehingga membuat beberapa pihak khawatir dengan
kemajuan tersebut. Salah kekhawatiran itu adalah jika pengetahuan tentang
segala sesuatu itu dapat dikumpulkan secara cepat dan hanya dimiliki hanya
segelintir orang maka orang tersebut akan mampu mengontrol aspek dalam
kehidupan kita bukan hanya dalam aspek ekonomi, politik bahkan aspek keagamaan.
Yang paling dikhawatirkan adalah jika itu terjadi pada orang tua, tokoh agama, sekolah
bahkan negara tidak akan lagi mempunyai kekuatan untuk mengontrol tsunami
informasi dalam aspek kehidupan masyarakat
Penggunaan AI
sejauh ini banyak membantu pekerjaan manusia pada umumnya namun sesuai sunnatullah
sesuatu itu selalu mempunyai dua hal yang berlawanan jika ada kelebihan pasti
juga memiliki kekurangan, begitupun juga dengan AI. Diantara sisi negatef dari
AI ini adalah pertama dengan ChatGPT membuat curiosity (rasa
ingin tahu) seseorang, dengan mudahnya seseorang mendapatkan informasi hanya
dengan mengetik keyword/kata kunci permasalahan yang dicari akan membuat rasa
ingin tahu akan semakin menurun. kedua mendidik seseorang berbohong,
ketika seseorang mengetikkan perintah ke ChatGPT tidak berapa lama akan keluar
informasi yang berhubungan dengan kata perintah yang diketikkan. Hasil tersebut
tidak ada mencantumkan daftar referensinya dan ini akan menjadi ruang untuk
berbohong dan plagiasi yang cukup tinggi. Kalau tidak ada integritas akademik
yang tinggi dari seseorang maka sangat terbuka kejahatan terjadi dan ketiga
menghilangkan nalar kritis, ketika seseorang menggunakan ChatGPT informasi yang
didapat tidak bisa dilihat dari mana informasi itu berasal dan cenderung
menerima informasi tersebut apa adanya.
Namun sering
dengan loncatan kemajuan internet penelitian AI ini menghasilkan lompatan
quatun yang sangat luar biasa sehingga membuat beberapa pihak khawatir dengan
kemajuan tersebut. Salah kekhawatiran itu adalah jika pengetahuan tentang
segala sesuatu itu dapat dikumpulkan secara cepat dan hanya dimiliki hanya
segelintir orang maka orang tersebut akan mampu mengontrol aspek dalam
kehidupan kita bukan hanya dalam aspek ekonomi, politik bahkan aspek keagamaan.
Yang paling dikhawatirkan adalah jika itu terjadi orang tua, tokoh agama,sekolah
bahkan negara tidak akan lagi mempunyai kekuatan untuk mengontrol tsunami
informasi dalam aspek kehidupan masyarakat
Dalam
kesempatan ilmiah ini narasumber mengutip ilustrasi Yuval Noah Harari seorang
ahli sejarah berkebangsaan Israil yang mengilustrasikan bom yang dapat
menghancurleburkan dua kota besar Hiroshima dan Nagasaki menggunakan bom atom
namun bom atom ini tidak akan meledak kecuali ada yang menekan tombol
peluncurannya. Berkaitan dengan itu Harari memprediksi AI ini suatu saat akan mampu
menggantikan peran manusia tanpa dukungan dengan kata lain AI akan bekerja
dengan dirinya sendiri. Tentunya prediksi tidak akan diinginkan terjadi dalam
sejarah manusia. Narasumber juga menambahkan jika kumpulan seluruh informasi
yang ada di dunia, kajian keislaman baik yang berupa al Quran dan tafsirnya,
Hadis Nabi dengan penjelasannya serta kitab-kitab turast lainnya digabungkan
dengan robot gemonoid (robot yang dibuat mirip dengan manusia) maka akan dapat
dikatakan Imam Syafii dapat dihidupkan kembali dan tentunya ini akan
mengakibatkan disrupsi yang pada akhirnya berisi pelecehan kepada agama Islam
itu sendiri.
Di akhir sesi
narasumber berpesan agar jangan
lelah mempuk rasa ingin tahu terhadap sesuatu, membangun networking yang solid,
dan kemampuan entrepreneurship/jiwa
kreatif dan inovatif agar nantinya menjadi manusia yang bermanfaat bagi
keluarga, negara dan bangsa. (HH)
0 Komentar